Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 19 Januari 2013

Madani Siap Perhatikan Honor Guru Madrasyah

SUKABUMI | Beritaku.Online - Pasangan Andri - Dangkih (Madani) siap memberikan perhatian yang serius kepada nasib para Guru Honorer Madrasah di Kota Sukabumi, karena honor yang diterima tenaga pendidik itu jauh di bawah standar Kelayakan Hidup Minimun (KHM).
Hal itu dikatakan Calon Walikota Sukabumi, Andri Setiawan Hammami saat menghadiri pelantikan Persatuan Guru Madrasah (PGM) Wilayah Kecamatan Citamiang di MTs Negeri 2 Kota Sukabumi, Jum’at (18/01) kemarin. “PGM ini adalah bagian dari masyarakat, kita dari pasangan Madani nomor urut satu mempunyai tujuan ingin mensejahtrakan masyarakat Kota Sukabumi. sebagai guru madrasyah honorer mereka pun layak mendapatkan porsi yang sama dengan guru umum lainnya,”katanya.
Lanjut Andri, sejauh ini peran serta guru madrasyah honorer sangat besardalam memciptakan dan pengembangan watak dan moral masyarakat Kota Sukabumi, salah satunya memberikan pendidikan di setiap madrasah untuk memperdalam ilmu keagamaan. “Jika saya terpilih menjadi walikota, akan merpejuangkan nasib mereka. Dengan cara memberikan dana intensif apakah itu sipatnya, dengan memamfaatkan bantuan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Comporite Sosial Respoinbilty (CSR) atau Badan Amil Zakat (BAZ),” tuturnya.
Andri merasa prihatin, menurutnya hamper kebanyakan para guru honorer madrasyah hanya mendapat honor perbulan sekitar Rp60 ribu - Rp100 ribu, katanya penghasilan tersebut diluar norma – norma standar KHM. “Guru honorer madrasah ini, bagian dari tulang punggung pembangunan moral di Kota Sukabumi, keberadaan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Selayaknya juga mereka mendapat perhatian yang serius” ujarmya.
Sementara Sekertaris PGM Kota Sukabumi, Sholeh mengatakan seperti dalam payung hukum dan per-undang-undangan, setiap guru wajib aktif dalam organisasi, begitupun para guru honorer ini. “PGM adalah salah satu organisasi profesi untuk para guru madrasyah ini, untuk sementara ini yang tercacat di kemenag baru sekitar 2000 orang. Melalui organisasi ini kita akan perjuangkan nasib guru madrasyah ini kedepan,” pungkasnya.  
Sholeh menambahkan, keberadaan guru honorer madrasah minim perhatian dari pihak Pemkot Sukabumi. Hanya memberikan insentif dengan waktu yang tak tentu. “Kami merasa guru madrasah dipandang sebelah mata. Perhatian ke kami jauh dibanding ke guru umum lainnya,” jelasnya. Nendy Cahya