SUKABUMI | Beritaku.Online
- Pasangan Andri - Dangkih (Madani) siap memberikan perhatian yang serius
kepada nasib para Guru Honorer Madrasah di Kota Sukabumi, karena honor yang
diterima tenaga pendidik itu jauh di bawah standar Kelayakan Hidup Minimun
(KHM).
Hal itu dikatakan Calon Walikota Sukabumi, Andri Setiawan
Hammami saat menghadiri pelantikan Persatuan Guru Madrasah (PGM) Wilayah
Kecamatan Citamiang di MTs Negeri 2 Kota Sukabumi, Jum’at (18/01) kemarin. “PGM
ini adalah bagian dari masyarakat, kita dari pasangan Madani nomor urut satu
mempunyai tujuan ingin mensejahtrakan masyarakat Kota Sukabumi. sebagai guru
madrasyah honorer mereka pun layak mendapatkan porsi yang sama dengan guru umum
lainnya,”katanya.
Lanjut Andri, sejauh ini peran serta guru madrasyah honorer
sangat besardalam memciptakan dan pengembangan watak dan moral masyarakat Kota
Sukabumi, salah satunya memberikan pendidikan di setiap madrasah untuk
memperdalam ilmu keagamaan. “Jika saya terpilih menjadi walikota, akan
merpejuangkan nasib mereka. Dengan cara memberikan dana intensif apakah itu
sipatnya, dengan memamfaatkan bantuan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Comporite Sosial Respoinbilty (CSR) atau
Badan Amil Zakat (BAZ),” tuturnya.
Andri merasa prihatin, menurutnya hamper kebanyakan para
guru honorer madrasyah hanya mendapat honor perbulan sekitar Rp60 ribu - Rp100
ribu, katanya penghasilan tersebut diluar norma – norma standar KHM. “Guru
honorer madrasah ini, bagian dari tulang punggung pembangunan moral di Kota
Sukabumi, keberadaan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Selayaknya juga
mereka mendapat perhatian yang serius” ujarmya.
Sementara Sekertaris PGM Kota Sukabumi, Sholeh mengatakan
seperti dalam payung hukum dan per-undang-undangan, setiap guru wajib aktif
dalam organisasi, begitupun para guru honorer ini. “PGM adalah salah satu
organisasi profesi untuk para guru madrasyah ini, untuk sementara ini yang
tercacat di kemenag baru sekitar 2000 orang. Melalui organisasi ini kita akan
perjuangkan nasib guru madrasyah ini kedepan,” pungkasnya.
Sholeh menambahkan, keberadaan guru honorer madrasah minim
perhatian dari pihak Pemkot Sukabumi. Hanya memberikan insentif dengan waktu
yang tak tentu. “Kami merasa guru madrasah dipandang sebelah mata. Perhatian ke
kami jauh dibanding ke guru umum lainnya,” jelasnya. Nendy Cahya